BANDAR LAMPUNG –
Komitmen Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya dalam menyongsong
globalisasi pendidikan 2015 kembali dibuktikan dengan peresmian “France
Corner” atau Warung Perancis di gedung pascasarjana, kemarin (16/1). Warung
Perancis berfungsi sebagai pusat informasi mengenai budaya dan masyarakat
Perancis.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Rektor IBI Darmajaya DR.Andi Desfiandi, S.E.,M.A didampingi penanggung jawab kerjasama universitas dan sains Kedutaan Perancis, Marion Noirot dan Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Alfian Husin, Hi. Alfian Husin, SH.,
Dalam sambutannya, Andi Desfiandi menuturkan kehadiran France Corner dapat menambah informasi kebudayaan dan segala tentang Perancis. Peresmian warung perancis merupakan bentuk implementasi upaya IBI Darmajaya dalam memberikan pelayanan prima kepada civitas akademika dan publik
Darmajaya memiliki beberapa Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Diantaranya :
UKM Darmajaya As-salam
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) As Salam merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan (orkem) dalam bidang keagamaan IBI Darmajaya Bandar Lampung. UKM As Salam pertamaberperan dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan serta nilai universal Islam baik intern maupun ekternal Kampus, yang kedua menyiapkan generasi yang beriman, bertaqwa dan memiliki kualitas intelektual yang tinggi.
UKM Darmajaya As-salam
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) As Salam merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan (orkem) dalam bidang keagamaan IBI Darmajaya Bandar Lampung. UKM As Salam pertamaberperan dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan serta nilai universal Islam baik intern maupun ekternal Kampus, yang kedua menyiapkan generasi yang beriman, bertaqwa dan memiliki kualitas intelektual yang tinggi.
Mari kita tengok sedikit sejarah berdirinya UKM As Salam. Berdirinya UKM As Salam diprakarsai oleh Bapak Yuri Fitrian dan salah seorang mahasiswa IBI Darmajaya yaitu akhina Hendri yang saat itu pula menjadi ketua umum dalam kepengurusan pertama UKM As Salam. Keduanya menyadari perlu adanya sebuah wadah atau organisasi yang bepegang teguh pada Ajaran Islam. Sehingga pada tanggal 10 November 1999, Unit Kegiatan Mahasiswa As Salam resmi dirikan. Sejak saat itu UKM As Salam menjadi organisasi yang legal dan formal serta yang pertama mepelopori UKM-UKM lain di IBI Darmajaya.
Hingga kini UKM As Salam tidak hanya menjadi organisasi yang hanya berfokus
pada Ajaran Isalam maupun dakwah saja tetapi menjadi wadah aktifitas,
komunikasi , koordinasi, informasi dan media belajar bagi mahasiswa muslim dan
untuk menampung dan menyalurkan
aspirasi mahasiswa muslim. UKM As Salam telah berganti beberapa periode
kepengurusan, sekarang UKM AS Salam
diketuai oleh akhina Maulana Luhfti .
Sekarang UKM sedang menunggu bibit-bibit generasi penerus yang ingin selalu
belajar, selalu berkarya dan selalu bersemangat dalam atmosfir islam dalam
lingkungan IBI Darmajaya.
AS Salam bukanlah UKM yang di dalamnya terdapat orang-orang baik akan tetapi orang-orang yang ingin dan mau menjadi yang lebih baik lagi.
Bandar Lampung—Unit Kegiatan Mahasiswa bidang perfilman dan fotografi IBI Darmajaya (DCFC) menggelar seminar dan pemutaran film untuk pelajar. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan pameran computer tersebut digelar untuk menumbuhkan minat pelajar terhadap kreativitas film Indie di Lampung.
Seminar kiat memproduksi film, yang dilaksanakan pada Jum’at (6/12) di Bambu Kuning Squer tersebut menghadirkan dua pemateri yakni Adrian Ihksan dan Bambang Permadi, yang merupakan anggota tim Produksi dalam film “Toga untuk Ibu” karya UKM DCFC.
Keduanya memaparkan tiga tahapan terpenting yang dilakukan dalam pembuatan sebuah film indie. Tiga tahap tesebut, adalah Pra produksi, produksi dan pasca produksi. Menurut Adrian, dalam memproduksi sebuah film, ketiga tahapan tersebut tidak dapat diabaikan. Pada pra produksi misalnya, mahasiswa TI semester 5 tersebut, menuturkan bahwa, penentuan ide cerita, tim produksi, lokasi pemain dan skrip merupakan hal yang sangat penting untuk diputuskan.
“Sebuah film se simple apapun ide ceritanya, tetap membutuhkan perhatian yang sangat detail. Ide yang baik, jika tidak didukung dengan tim produksi yang mendukung, tata busana bahkan skrip yang memadai, maka besar kemungkinan film yang dihasilkan tidak akan memuaskan sesuai dengan yang ingin dicapai,” papar Adrian.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bambang Permadi. Bahkan menurut Permadi, ketika dua tahapan awal yakni pra dan produksi telah dilakukan, maka proses pasca produksi menjadi tahapan yang paling detail untuk diperhatikan. “Proses editing tidak bisa dilakukan terburu-buru, produser dan tim editor harus memahami ide cerita dan tahapan pengambilan gambar yang telah dilakukan. Sehingga film secara keseluruhan bisa disatukan sesuai dengan targetnya,” jelas Permadi.
Selain seminar, UKM DCFC juga menyelenggarakan pemutaran film “Toga untuk Ibu” di SMPN 29 Bandar Lampug. Film terbaru karya UKM DCFC tersebut berhasil memukau puluhan pelajar di sekolah menengah tersebut. Ketua UKM DCFC Rahmat Wahyudi menuturkan bahwa, pemutaran film di sekolah SMPN 29 merupakan salah satu wujud apresiasi mereka karena sekolah tersebut merupakan salh satu lokasi yang digunakan dalam pengambilan gambar film “Toga Untu Ibu”.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Novita Sari, S.Sos., MM mendukung kegiatan yang dilakukan UKM DCFC. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat positif karena selain untuk anggota dan pengurus DCFC, kegiatan yang dilakukan tersebut juga berguna bagi para pelajar. “Berbagi ilmu dan informasi, merupakan kegiatan yang sangat baik. Sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh DCFC saat ini bisa terus ditambah serta dibagikan kepada pelajar. Sehingga dimasa depan harapannya, akan banyak cineas-cineas muda yang kreatif dari Lampung yang akan menambah hasanah perfilman di Indonesia,” tegas Novi. Sumber Humas Darmajaya
Tidak ada komentar: